Selasa, 22 Oktober 2013

PERANAN EKSEKUTIF DALAM MENGARAHKAN PERUSAHAAN MELALUI PERSAINGAN DALAM PERENCANAAN JANGKA PANJANG

PERANAN EKSEKUTIF DALAM MENGARAHKAN PERUSAHAAN MELALUI PERSAINGAN DALAM PERENCANAAN JANGKA PANJANG
 












Disusun oleh :
Nama          : Dewi Nuririan C
Kelas : 3DA01

NPM : 41211961

Daftar Isi
Daftar Isi ……………………………………………………………………………….. i   
Pendahuluan :
·         Latar Belakang  ………………………………………………………………     1
Pembahasan    :
·         Pengertian Manajer.…………………………………………………………     2
·         Manajemen Informasi ……………………………………………………….     2
·         Kepentingan Manajemen Informasi…………………………………………      2
·         Peran seorang manajer dalam sebuah perusahaan …………………………………………   4
·         Peranan Manajer dalam Pengelolaan Manajemen Informasi        …………………………………………………………………………………  5                                                           
Kesimpulan  ……………………………………………………………………………7
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………….      8


PENDAHULUAN
Sistem Informasi eksekutif (EIS) adalah satu jenis dari manajemen informasi sistem dimaksud untuk memudahkan dan mendukung keterangan dan pembuatan keputusan kebutuhan dari eksekutif senior dengan menyediakan kemudahan akses terhadap keduanya internal dan eksternal keterangan relevan untuk bertemu gol strategis dari organisasi. Ini biasanya dipertimbangkan sebagai satu bentuk dikhususkan dari satu sistem mendukung keputusan (DSS).
Pekerjaan manajer akan berubah secara drastis jika ia menjadi manajer puncak (eksekutif) dan manajer tersebut harus menyesuaikan keadaan atau perubahan tersebut. Manajer tingkat puncak akan menerima seluruh informasinya dari subsistem fungsional, dan manajer tersebut tidak perlu menyaring dan mensintesa data tersebut menjadi bentuk yang berarti baginya. Sebagai cara untuk meringankan manajer tersebut dalam melakukan kinerja ini, diciptakanlah system informasi eksekutif.
System informasi eksekutif berada di puncak system fungsional. Menjadikan informasi yang bisa digunakan oleh eksekutif. Informasi tersebut asalnya dari dalam perusahaan itu sendiri maupun lingkungannya. Selama ini informasi lingkungan dianggap penting khususnya bagi manajer tingkat puncak.
Istilah eksekutif agak longgar penerapannya. Tidak ada batasan yang jelas antara tingkatan eksekutif dan tingkatan yang dibawahnya. Istilah tersebut digunakan untuk mengidentifikasikan manajer tingkat puncak yang mempunyai pengaruh terhadap perusahaan dan dapat diterapkan untuk semua manajer yang berada pada tingkat perencanaan strategis. Manajer perencanaan strategis mempunyai tanggung jawab untuk menerapkan tujuan atau arah perusahaan untuk beberapa tahun yang akan datang.





ISI
PERANAN EKSEKUTIF DALAM MENGARAHKAN PERUSAHAAN MELALUI PERSAINGAN DALAM PERENCANAAN JANGKA PANJANG
PENGERTIAN EKSEKUTIF
Istilah eksekutif diterapkan agak bebas. Eksekutif sering dikaitkan dengan perencanaan jangka panjang dan berorientasi pada kesejahteraan perusahaan. Jika tidak ada sistem informasi eksekutif dan hanya ada sistem informasi fungsional, manajer pucuk akan menerima semua
informasi dari subsistem-subsistem fungsional dan para eksekutif harus menyarikan dan mensintesiskan data menjadi suatu bentuk yang berarti bagi mereka. Sistem informasi eksekutif membebaskan eksekutif dari tugas tersebut. Beberapa pandangan tentang apa yang dilakukan eksekutif :
1.      Menurut Henri Fayol, semua manajer melakukan fungsi-fungsi manajemen yang sama: merencanakan, mengorganisasikan, menyusun staf, mengarahkan dan mengendalikan. Perencanaan sangat ditentukan pada tingkat eksekutif, sedangkan fungsi-fungsi lain oleh tingkat yang lebih rendah.
2.      Peran-peran manajerial Mintzberg, semua manajer melakukan semua peran, tetapi orientasinya berbeda untuk tiap tingkatan. Salah satu peran keputusan adalah negotiator. Salah satu contoh, seorang manajer puncak berunding dalam menggabungkan usaha (merger), dan manajer tingkat bawah/rendah berunding tentang tanggal penerimaan dengan pemasok.
3.      Agenda dan jaringan Kotter, menurut Prof. John P. Kotter dari Harvard para eksekutif mengatasi tantangan pekerjaan mengikuti strategi tiga tahap: (a) menetapkan agenda - tujuan yang harus dicapai perusahaan (panjang, mencegah, dan jangka pendek); (b) membangun jaringan kerjasama diantara orang-orang yang harus menyelesaikan agenda tersebut; (c) menetapkan lingkungan norma dan nilai yang tepat sehingga anggota jaringan dapat bekerja mencapai agenda itu.


Pikiran manajer sering dipandang sebagai black box, yang tidak boleh dibuka. Menurut Prof. Daniel J. Isenberg dari Harvard, bahwa eksekutif berpikir mengenai dua kelompok umum masalah: bagaimana membuat sesuatu dilaksanakan dan bagaimana menangani sejumlah kecil masalah utama atau sasaran umum. Seorang eksekutif sering melompat dari definisi masalah ke penerapan solusi dan kemudian kembali ke evaluasi alternatif. Eksekutif memang sering membuat keputusan rasional, tetapi mungkin tidak selalu merupakan hasil dari mengikuti serangkaian langkah-langkah yang terdefinisikan secara baik dalam urutan yang sama.

Fungsi Pengarahan Dalam Manajemen
Pengarahan (Direction) adalah keinginan untuk membuat orang lain mengikuti keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan jabatan secara efektif dan pada tempatnya demi kepentingan jangka panjang perusahaan. Termasuk didalamnya memberitahukan orang lain apa yang harus dilakukan dengan nada yang bervariasi mulai dari nada tegas sampai meminta atau bahkan mengancam. Tujuannya adalah agar tugas-tugas dapat terselesaikan dengan baik. Para ahli banyak berpendapat kalau suatu pengarahan merupakan fungsi terpenting dalam manajemen. Karena merupakan fungsi terpenting maka hendaknya pengarahan ini benar-benar dilakukan dengan baik oleh seorang pemimpin. Seorang manajer yang baik hendaknya sering memberi masukan-masukan kepada anggotanya karena hal tersebut dapat menunjang prestasi kerja anggota. Seorang anggota juga layaknya manusia biasa yang senang dengan adanya suatu perhatian dari yang lain, apabila perhatian tersebut dapat membantu meningkatkan kinerja mereka. Dari definisi diatas terdapat suatu cara yang tepat untuk digunakan yaitu:
1.      Melakukan orientasi tentang tugas yang akan dilakukan.
2.      Memberikan petunjuk umum dan khusus.
3.      Mempengaruhi anggota dan memotivasi.
Salah satu alasan pentingnya pelaksanaan fungsi pengarahan dengan cara memotivasi bawahan adalah:
1.      Motivasi secara impalist, yakni pimpinan organisasi berada di tengah-tengah para bawahannya dengan demikian dapat memberikan bimbingan, instruksi, nasehat dan koreksi jika diperlukan.
2.      Adanya upaya untuk mensingkronasasikan tujuan organisasi dengan tujuan pribadi dari para anggota organisasi.
3.      Secara eksplisit terlihat bahwa para pelaksana operasional organisasi dalam memberikan jasa-jasanya memerlukan beberapa perangsang atau insentif.
Fungsi Pengarahan merupakan fungsi manajemen yang menstimulir tindakan-tindakan agar betul-betul dilaksanakan. Oleh karena tindakan-tindakan itu dilakukan oleh orang, maka pengarahan meliputi pemberian perintah-perintah dan motivasi pada personalia yang melaksanakan perintah-perintah tersebut. Pengarahan (leading) adalah untuk membuat atau mendapatkan para karyawan untuk melakukan apa yang diinginkan, dan harus mereka lakukan. Dikenal sebagai leading, directing, motivating atau actuating. Pengarahan memiliki beberapa karakteristik:
1.      Pervasive Function, yaitu pengarahan diterima pada berbagai level organisasi. Setiap manajer menyediakan petunjuk dan inspirasi kepada bawahannya.
2.      Continous Activity, pengarahan merupakan aktivitas berkelanjutan disepanjang masa organisas
3.      Human factor, fungsi pengarahan berhubungan dengan bawahan dan oleh karena itu berhubungan dengan human factor. Human factor adalah perilaku manusia yang kompleks dan tidak bisa diprediksi.
4.      Creative Activity, fungsi pengarahan yang membantu dalam mengubah rencana ke dalam tindakan. Tanpa fungsi ini, seseorang dapat menjadi inaktif dan sumber fisik menjadi tak berarti.
5.      Executive Function, Fungsi pengarahan dilaksanakan oleh semua manajer dan eksekutif pada semua level sepanjang bekerja pada sebuah perusahaan, bawahan menerima instruksi hanya dari atasannya.
6.      Delegated Function, pengarahan seharusnya adalah suatu fungsi yang berhadapan dengan manusia. Atasan harus dapat mengetahui bahwa perilaku manusia merupakan suatu hal tidak dapat diprediksi dan alami sehingga atasan seharusnya dapat mengkondisikan perilaku seseorang ke arah tujuan yang diharapkan.



















KESIMPULAN

Sistem Informasi eksekutif (EIS) adalah satu jenis dari manajemen informasi sistem dimaksud untuk memudahkan dan mendukung keterangan dan pembuatan keputusan kebutuhan dari eksekutif senior dengan menyediakan kemudahan akses terhadap keduanya internal dan eksternal keterangan relevan untuk bertemu gol strategis dari organisasi. Ini biasanya dipertimbangkan sebagai satu bentuk dikhususkan dari satu sistem mendukung keputusan (DSS).
Pengarahan (Direction) adalah keinginan untuk membuat orang lain mengikuti keinginannya dengan menggunakan kekuatan pribadi atau kekuasaan jabatan secara efektif dan pada tempatnya demi kepentingan jangka panjang perusahaan.
Cara yang tepat untuk digunakannya pengarahan yaitu:
1.      Melakukan orientasi tentang tugas yang akan dilakukan.
2.      Memberikan petunjuk umum dan khusus.
3.      Mempengaruhi anggota dan memotivasi.









DAFTAR PUSTAKA

Arnidha (29 mei 2012).Pengarahan Dalam Lingkup Manajemen. Diakses dari .http://arnidhakusumaratih.blogspot.com/2012/05/pengarahan-dalam-lingkup-manajemen.html pada tanggal 21 Oktober 2013.
Margianti.E.S.(1994).Sistem Informasi Manajemen.Jakarta:Universitas Gunadarma

Tidak ada komentar:

Posting Komentar